BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua makhluk hidup sangat bergantung pada lingkungan sekitar, demikian juga jasat renik. Makhluk-makhluk halus ini tidak dapat sepenuhnya menguasai faktor-faktor lingkungan, sehingga untuk hidupnya sangat bergantung kepada lingkungan sekitar. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri dari faktor lingkungan adalah dengan cara menyesuaikan diri (adaptasi) kepada pengaruh faktor dari luar. Penyesuaian mikroorganisme terhadap faktor lingkungan dapat terjadi secara cepat dan ada yang bersifat sementara, tetapi ada juga perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta sifat-sifat fisiologik secara turun menurun.
Kehidupan mikroba tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya, bakteri termogenesis menimbulkan panas di dalam medium tempat tumbuhnya. Beberapa mikroba dapat pula mengubah pH dari medium tempat hidupnya, perubahan ini dinamakan perubahan secara kimia. Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik (fisika dan kimia), dan faktor biotik.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengaruh lingkungan bagi pertumbuhan dan perkembangan pada mikroorganisme ?
2. Apakah
faktor-faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ?
3. Apakah
faktor-faktor lingkungan biotic yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
pengaruh perubahan lingkungan bagi pertumbuhan dan perkembangan pada
mikoorganisme.
2. Mengetahui
faktor-faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.
Mengetahui
faktor-faktor lingkungan biotik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kegiatan mikroba
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba, yaitu faktor abiotik seperti suhu, kelembapan dan
pengeringan, pH, tekanan osmose, dll serta faktor biotic seperti interaksi
antar mikroba.
Suhu merupakan sebuah faktor penting
dalam kehidupan mikroba. Beberapa mikroba dapat tumbuh pada kisaran suhu yang
luas. Atas dasar suhu
pertumbuhannya, mikroba dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu psokrofil,
mesofil dan termofil. Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu.
Pada umumnya khamir dan bakteri membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi
disbanding jamur. Tidak semua air dalam medium dapat digunakan mikroba. Air
yang apat digunakan disebut air bebas.
Banyak mikroba yang tahan hidup dalam keadaan kering
untuk waktu yang lama. Misalnya mikroba yang membentuk spora, spora, dan bentuk-bentuk
kista. Pada proses pengeringan air akan menguap sehingga kegiatan metabolism
terhenti. Berdasarkan pH yang ada, jasad dikenal dengan asidofil, neurofil, dan
alkalifil. Berdasarkan tekanan osmose yang diperlukan dapat dikelompokkan
menjadi (1) mikroba osmofil, (2) mikroba halofil, (3) mikroba halodurik. Ion-ion
logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar yang sangat rendah dapat
bersifat toksik. Daya bunuh logam berat pada kadar rendah disebut daya
oligodinamik. Ion-ion logam dapat mengganggu system enzim sel.
Iradiasi
mempengaruhi fungsi metabolisme dan fragmentasi DNA yang dapat mengakibatkan
kematian sel mikrobia sehingga memperbaiki kualitas mikrobilogis pangan dengan
mengurangi jumlah jasad perusak dan pathogen. Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaan
cairan tersebut menyerupai membran yang elastis dan dapat mempengaruhi
kehidupanm mikrooorganism.
Interaksi antar mikroba dapat terjadi
antara dua mikroba yang sama ukuran selnya (dua sel bakteri, dua sel protozoa).
Atau dua sel yang berbeda ukurannya. Simbiosis mikorisa merupakan asosiasi
antara system perakaran tanaman dengan kelompok jamur tanah teretntu. Hubungan
ini saling menguntungkan. Tanaman mendapat hara lebih banyak dari tanah. Jamur
mendapatkan fotosintat dari tanaman. Fosfor merupakan hara yang diperlukan
dalam jumlah banyak sedang di dalam tanah ketersediaannya terbatas. Hamper
semua tanaman yang tumbuh di alam terinfeksi mikorisa.
0 comments:
Posting Komentar