https://www.semuanyaadasaja.blogspot.com
Jahe (Zingiber officinale) memiliki khasiat dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Secara tradisional, jahe dimanfaatkan untuk mengobati batuk, pilek, sakit kepala, gangguan pencernaan, rematik, infeksi saluran kemih dan mengatasi rasa mual/muntah. Sejumlah studi telah dilakukan untuk menggali aktivitas biologis atau khasiat jahe dan komponen aktif yang berkontribusi serta mekanisme kerjanya. Hasil studi baik in-vitro maupun in-vivo menunjukkan, bahwa ekstrak jahe memiliki aktivitas biologis, diantaranya sebagai antiinflamasi, antioksidan, antimikroba, antikanker, imunomodulator dan antivirus.
Jahe |
Khasiat/Manfaat dan Komponen bioaktif
Komponen yang berkontribusi pada aktivitas biologis jahe berasal dari senyawa volatil maupun non-volatil. Komponen volatil merupakan minyak atsiri yang membentuk aroma khas jahe (3-5%) dan didominasi oleh komponen monoterpen dan seskuiterpen.
Komponen monoterpene didominasi oleh ar-curcumene dan myrcene. Seskuiterpen terdapat dalam jumlah yang besar dengan komponen utama zingiberene dan β-phellandrene. Jahe mengandung komponen non-volatile yang menentukan cita rasa pedas khas jahe (pungent), yang didominasi oleh gingerol dan shogaol.
Khasiat atau aktivitas biologis jahe, seperti antikolesterol, anti-pembekuan/penggumpalan darah (anti-thrombotic/anti-platelet), anti-inflammatori (anti-peradangan) serta vaskodilator (pelebar pembuluh darah). Sifat tersebut dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi beban kerja jantung. Jahe juga memiliki kemampuan sebagai antidiabetik, antikanker, analgesik (anti nyeri), antipiretik (penurun panas), antioksidan, antibakteri, anti-radiasi, anti-alergi, imunomodulator dan antivirus.
Pengujian aktivitas antivirus jahe, antara lain dalam percobaan pemberian jahe (300 µg/ml) pada sel saluran pernafasan manusia, jahe segar dapat menurunkan infeksi human respiratory syncytial virus (HRSV) sebesar 70% (pada sel bagian atas dan bawah), sedangkan jahe kering hanya dapat menekan infeksi sebesar 20% (hanya pada sel bagian atas). Gingerol merupakan komponen utama yang berperan sebagai antivirus. Studi lain yang dilakukan pada sel darah manusia yang berinti bulat (peripheral blood mononuclearcell/PBMC) menunjukkan, bahwa ekstrak-air jahe memiliki kemampuan sebagai anti-inflamasi dan anti-virus new castle disease (NDV). Jahe juga membantu membunuh virus flu dan gejala-gejalanya seperti demam dan batuk pilek . Meningkatkan asupan makanan dan minuman yang kaya antioksidan seperti ekstrak jahe dapat memerangi peradangan dan menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat.
Produk Jahe
Produk jahe terdapat dalam berbagai bentuk di pasaran, mulai dari produk makanan, minuman, bumbu, jamu, suplemen hingga obat-obatan. Produk makanan seperti pikel/ acar, manisan, pasta, irisan kering dan serbuk menggunakan rimpang jahe sebagai bagian dari produk, sedangkan produk lain berupa permen, serbuk instan dan minuman siap saji, produk suplemen/obat (kapsul, tablet, tablet effervescent) menggunakan ekstrak yang diformulasikan dengan bahan lain.
Proses pengolahan seperti pengeringan dapat mengubah komposisi bahan aktif jahe yang berujung pada berubahnya cita rasa dan khasiat jahe. Cita rasa pedas pada jahe segar berasal senyawa gingerol, sedangkan pada jahe kering, rasa pedas dikontribusikan oleh senyawa shogaol, yang merupakan produk degradasi termal dari gingerol. Pada proses pengeringan, pemasakan dan penyimpanan dalam jangka waktu panjang, gingerol dapat terkonversi menjadi shogaol dan zingerone.
Bahan aktif pada jahe terdapat dalam bentuk minyak dan oleoresin. Minyak dapat diperoleh melalui proses penyulingan, sedangkan oleoresin dapat diperoleh melalui ekstraksi menggunakan pelarut seperti etanol, matanol, etil asetat, aseton dll. Ekstraksi juga dapat dilakukan dengan air. Ekstraksi dengan pelarut yang berbeda akan menghasilkan ekstrak dengan karaketristik dan aktivitas biologis yang berbeda. Sebagai contoh, ekstraksi dengan methanol akan menghasilkan ekstrak yang kaya akan gingerol, sedangkan ekstraksi dengan etil asetat hanya memberikan sedikit kandungan gingerol. Hal ini akan memberikan hasil yang berbeda pula pada aplikasinya. Ekstrak methanol dapat menurunkan kadar gula darah, sedangkan ekstrak etil asetat lebih berperan dalam menurunkan kadar lemak dalam darah dan berat badan.
Dosis dan Efek Samping
Jahe tergolong herbal yang aman untuk dikonsumsi. Hanya sedikit kasus efek samping yang dilaporkan akibat konsumsi jahe sebagai suplemen. Walaupun jahe memiliki khasiat sebagai antimual/muntah, namun penggunaannya untuk ibu hamil masih menyimpan kekhawatiran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak jahe kepada tikus bunting pada dosis 1000 mg/kg selama 15 hari tidak memperlihatkan adanya bahaya.
Namun beberapa studi lainnya melaporkan adanya gangguan perkembangan janin serta ketidak-seimbangan rasio hormone estrogen-testosteron pada janin. Pengujian pemberian produk teh jahe (15 – 50 g/l) pada tikus bunting selama 15 hari menunjukkan adanya peningkatan peluang kematian dini pada janin, namun janin yang selamat ditemukan memiliki bobot yang lebih tinggi daripada janin kontrol yang tidak diberi asupan teh jahe.
Studi klinis asupan jahe pada dosis 400 mg sebanyak 3 kali per hari selama 14 hari berturut-turut menunjukkan adanya efek samping minor berupa diare pada seorang peserta uji pada hari kedua pemberian. Asupan jahe lebih dari 6 g dapat menyebabkan iritasi pada lambung. Selain itu, reaksi alergi juga dapat terjadi apabila menghirup serbuk jahe.
0 comments:
Posting Komentar