Home » » Laporan Praktikum Indikator Asam Basa - Praktikum Kimia Analisa - 0009

Laporan Praktikum Indikator Asam Basa - Praktikum Kimia Analisa - 0009


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Indikator Asam Basa

Untuk mengetahui suatu larutan adalah asam atau basa, terlebih dahulu harus memiliki indikator asam basa. Indikator asam basa itu sendiri adalah suatu senyawa organik yang dipakai untuk mengetahui titik akhir tittrasi asam basa, indikator ini sensitif dengan perubahan pH dalam larutan. Jadi pada kisaran pH tertentu indikator ini mengalami perubahan baik dalam warna ataupun skala. Indikator asam basa itu sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu alami dan buatan.

Indikator alami berasal dari bahan organik. Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak menunjukkan nilai pH nya. Perubahan warna indikator alami tergantung pada warna jenis tanamannya. Contohnya: ekstrak kembang sepatu, ekstrak bunga mawar, kunyit, dan lain-lain.

Indikator buatan dalah indikator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik bahan kimia, kita tinggal menggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam biasanyadigunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan lakmus biru. Indikator asam basa buatan lainnya adalah indikator universal, fenolpthalein, metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan pH meter (Muchtaridi, 2007).

Kertas lakmus merah dan biru biasanya hanya digunakan untuk menguji sifat asam dan basa saja. Kertas lakmus merah di dalam larutan asam akan tetap merah, di dalam larutan basa akan berwarna biru. Kertas lakmus biru di dalam larutan basa akan berwarna biru, di dalam larutan asam akan berwarna merah.

Indikator universal ada yang berbentuk kertas, batangan atau stik, dan berwujud cair. Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau pH larutan. Indikator universal kertas berwarna kuning jika dicelupkan ke dalam asam akan berubah menjadi warna merah atau jingga, jika dicelupkan ke dalam basa akan berubah menjadi biru atau ungu. Indikator universal stick penggunaannya hampir sama dengan indikator universal kertas, indikator ini tinggal dicelupkan pada larutan yang akan diuji, kemudian bandingkan warna yang muncul dengan warna standar yang ada pada kotaknya dan ada pada pH nya.

Indikator universal cair penggunaanya hampir sama dengan indikator universal kertas, indikator ini tinggal diteteskan pada larutan yang akan diuji kemudian dibandingkan dengan pita warna indikator. Indikator asam basa lainnya biasanya tersedia dalam bentuk serbuk, kita tinggal melarutkan ke dalam alkohol. Contohnya: metil merah, metil jingga, bromtimol biru, dan fenolpthalein. Selain itu, ada juga pH meter yang merupakan indikator asam basa yang dapat menetukan derajat keasaman suatu larutan dengan menampilkan nilai pH secara langsung dengan ketelitian tinggi. pH meter ini berkerja berdasarkan prinsip elekrolit atau konduktivitas suatu larutan (E. Winarni, 2007).


2.2 Pengertian Asam Basa

Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka. Karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Secara umum, asam yaitu zat yang berasa asam. Sedangkan basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam yaitu ditujukan untuk unsur atau senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kaustik ialah istilah yang kuat untuk digunakan pada basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut (Priscilla, 2006).


2.3 Penggunaan Indikator Asam Basa

Larutan akan dicari tingkat keasamannya dengan diberi suatu asam basa yang sesuai, kemudian dilakukan suatu titrasi. Perubahan pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang berisi indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator.

Dibawah ini beberapa indikator yang sering digunakan. Indikator dapat bekerja pada larutan, maupun alkohol sesuai dengan sifat inilah contoh indikator untuk mengetahui PH.
  1. Bromtimol biru
  2. Pentametoksi merah
  3. Metyl kuning
  4. Metyl orange


2.4 Indikator Asam Basa Alami

Senyawa alam yang banyak digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami adalah kubis ungu, sirih, kunyit dan (bunga yang mempunyai warna). Cara pembuatan indiator alami adalah:
  1. Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.
  2. Menambahkan sedikit akuades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
  3. Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan diteteskan dalam keramik
  4. Menguji daengn meneteskan larutan asam atau basa pada ekstrak, sehingga kstrak dapat berubah warna.

2.5 Identifikasi dengan Kertas Lakmus

Warna kertas lakmus dalam asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus berbeda yakni sebagai berikut:
  1. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
  2. Lakmus biru dalm larutan basa berwarna biru dan dalam larutan asam berna merah.
  3. Lakmus biru maupun lakmus merah dalam larutan netral tidak berubah warnanya.


2.6 Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami

Cara lain mengidentifikasi asam dan basa dalam suatu zat dapat menggunakan indikator alami. Sebagai contoh ambillah kulit manggis, tumbuk sampai halus dan campurkan dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu dalam keadan netral. Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi coklat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan ekstrak kulit manggis akan berubah warnanya dari ungu menjadi kehitaman (wakasyah, 2012).


2.7 Teori Indikator

Analisis memanfaatkan perubahan besar dalam pH yang terjadi dalam titrasi untuk menetapkan kapan titik kesetaraan itu tercapai. Terdapat banyak asam dan organik lemah yang bentuk ion dan bentuk asosiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Molekul–molekul semacam itu dapat digunakan untuk menetapkan kapan titik titrasi indikator akhir atau disebut visual indikator.

Suatu contoh sederhana adalah p-nitrofenol, yang merupakan asam lemah, bentuk tak terdisosiasinya tak berwarna, namun anionnya yang mempunyai sistem ikatan rangkap tunggal selang-seling (Konjugation System) yang berwarna kuning. Molekul atau ion yangmemiliki sistem konjugasi semacam itu menyerap cahaya yang lebih panjang. Panjang gelombangnya lebih panjang dari pada molekul–molekul yang tak memiliki sistem konjugasi. Cahaya yang diserap sering kali tampak didalam spektrum karena molekul atau ion itu berwarna.

Indikator fenolftalein yang kita kenal adalah asam dwi protik dan tak berwarna, mula–mula zat ini berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan kemudian ketika kehilangan proton kedua menjadi ion dengan sistem konjugasi maka timbullah warna merah (R.A Day. 1992).



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat – Alat
  1. Tabung reaksi 4 buah
  2. Pipet tetes 1 buah
  3. Kertas lakmus secukupnya

3.1.2 Bahan
  1. Larutan HCl 0,1 M
  2. Larutan NaOH 0,1 M
  3. Larutan CH3COOH 0,1 M
  4. Indikator PP, metil biru, dan metil orange

3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
  1. 4 buah tabung reaksi masing–masing di isi dengan 2 ml larutan H2O, HCl, NaOH dan CH3COOH.
  2. Masing–masing tabung dicelupkan kertas pH (lakmus merah dan biru).
  3. 2 tetes indikator tadi di masukkan kedalam empat tabung reaksi tadi.
  4. Larutan yang telah di tetes indikator di diamkan selama beberapa saat.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1           Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Indikator Asam Basa Menggunakan Keras Lakmus
No
Larutan
Lakmus merah
Lakmus biru
1.
2.
3.
4.
Air
Larutan HCl 0,1 N
Larutan NaOH 0,1 N
Larutan CH3COOH 4 N
Merah
Merah
Biru
Merah
Biru
Biru
Biru
Merah

Tabel  4.2 Hasil Pengamatan Indikator Asam Basa Menggunakan Indikator
No
Larutan
Fenolfthalein
Metil Blue
Metil Orange
1.
2.
3.
4.
Air
Larutan HCl 0,1 N
Larutan NaOH 0,1 N
Larutan CH3COOH 4 N
Keruh
Bening
Merah
Bening
Biru
Biru
Biru
Biru
Orange
Merah
Orange
Bening

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka dapat diperoleh pembahasannya sebagai berikut :
  1. Air dimasukkan kertas lakmus merah, kertas lakmus tetap merah dan dimasukkan kertas lakmus biru. Di dalam air terkandung asam basa (pH= 7 netral). Air ditetesi PP, metil biru, metil orange tidak berubah warna ini karena air bersifat netral.
  2. HCl dicelupkan kertas lakmus merah maka kertas lakmus tetap merah dan dicelupkan kertas lakmus biru maka kertas lakmus berubah warnanya menjadi merah hal ini dikarenakan HCl merupakan larutan yang bersifat asam. Lalu diteteskan inkator PP warnanya menjadi tidak berubah tetap bening, ditetesi metil blue warnanya menjadi biru dan ditetesi metil orange warnanya menjadi merah ini menandakan HCl bersifat asam dengan PH <7.
  3. CH3COOH  dicelupkan kertas lakmus merah, maka kertas lakmus tetap merah dan dicelupkan kertas lakmus biru, maka kertas lakmus berubah warna menjadi merah. Ini menunjukkan bahwa CH3COOH bersifat asam. Ketika ditetesi PP larutan tetap bening, ditetesi metyl blue larutan menjadi biru dan ditetesi metyl orange larutan menjadi warna kuning. Ini menujukkan bahwa larutan ini bersifat asam, tetapi asam lemah.
  4. Larutan NaOH dicelupkan lakmus merah, maka kertas lakmus menjadi biru dan dicelupkan lakmus biru, maka kertas lakmus tetap biru. Ini karena NaOH merupakan basa. Kemudian ditetesi metyl blue larutan menjadi biru, ditetesi PP larutan menjadi merah dan ditetesi metyl orange larutan menjadi warna orange. Hal ini karena NaOH bersifat basa dengan PH >7.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1           Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
  1. Air mempunyai pH=7 dan bila dimasukkan lakmus merah dan biru tidak mengalami perubahan warna.
  2. HCl mempunyai pH<7 (asam) dan apabila dimasukkan lakmus merah tidak mengalami perubahan warna, tetapi untuk lakmus biru mengalami perubahan warna menjadi merah, seperti hal nya dengan larutan CH3COOH.
  3. NaOH mempunyai pH>7 (basa). Dan apabila dimasukkan lakmus merah berubah menjadi warna biru dan lakmus biru tidak mengalami perubahan warna (tetap).
  4. Metyl orange dalam larutan HCl menjadi warna merah larutan itu.
  5. PP, metil orange, metyl blue tidak berubah warnanya.
  6. Indikator PP dalam larutan CH3COOH larutannya berwarna bening.
  7. Metyl blue dalam larutan NaOH larutan berwarna biru

5.2 Saran
Dalam praktikum ini dalam menguji keasaman dan kebasaan suatu larutan suatu larutan selain menggunakan kertas lakmus dan indikator. Dapat pula diuji menggunakan indikator alami yang ada di alam.


0 comments:

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

Popular Posts - Last 30 days

 

Dapatkan Hosting dengan Diskon Hingga 20%


Selesaikan misinya dan dapatkan hingga ratusan dolar per hari


Download Aplikasinya dan Dapatkan Promo Menarik


Get paid to share your links!
Support : Chemical Engineering | Himatemia Unimal 2014/2015 | Teknik Kimia
Copyright © 2018. Berkah Mencari Ilmu - All Rights Reserved
Contact us +6281288573161
Published by Mhd Haris lazuar Saragih Saragih | Linda Ratna Sari
Proudly powered by Berkah mencari Ilmu