https://www.semuanyaadasaja.blogspot.com
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemahaman Dan Kegunaan Minyak Sawit
Kelapa sawit merupakan tumbuhan penting yang telah dikenal oleh banyak masyarakat sebagai penghasil minyak industri juga bahan bakar. Produksi kelapa sawit telah mengalami kenaikan dua kali lipat selama beberapa dekade terakhir dan hampir sebagian diperdagangkan sebagai minyak sayur.
Manfaat dan kegunaan minyak kelapa sawit yaitu:
1. Sebagai bahan makanan
Dari minyak sawit CPO dan PKO dapat digunakan sebagai bahan baku dari bahan makanan seperti mentega, minyak goreng atau minyak makan, berbagai jenis asam lemak nabati. Teknologi yang digunakan merubah minyak sawit menjadi bahan makanan adalah fractionating, hydrogenation, refining, bleaching dan deodozing. Selain sebagai bahan baku, minyak sawit juga digunakan sebagai bahan penolong (aditif) pembuatan cokelat, es krim, pakan ternak, vanaspati, berbagai jenis asam lemak dan makanan ringan lainnya.
2. Sebagai bahan pembuat kosmetik dan obat
Dari minyak sawit dapat dihasilkan berbagai kosmetik dan obat-obatan seperti Cream, Shampo, Lotion, Pomade, Vitamin. Minyak sawit lebih mudah diabsorpsi kulit dibandingkan dengan minyak lainnya sehingga relatif lebih efektif dalam penggunaannya. Minyak sawit mengandung vitamin E yang disebut sebagai tocopherol dan tocotrienol.
3. Bahan baku industri berat dan ringan
Minyak sawit juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan oleochemical, baik oleokimia dasar maupun oleokimia turunan seperti glycerol, fatty acid, fatty alcohol, fatty amines, fatty ester, methyl etilene dan senyawa opoksi. Selanjutnya zat-zat ini digunakan sebagai bahan baku beberapa produk seperti cat, bahan pencetak, pasta gigi, farmasi dan obat-obatan, plastik, minyak diesel, kerosene dan gasoline. Juga dapat dihasilkan beberapa senyawa atau zat kimia antioksidan yang sangat dibutuhkan dalam membatasi pembelahan sel yang tidak sempurna dalam penyakit kanker.
2.2 Produk Minyak Kelapa Sawit
PKS (pabrik kelapa sawit) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel). Crude palm oil (CPO) merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah sawit sedangkan Palm kernel Oil (PKO) adalah minyak yang dihasilkan dari inti sawit. Proses awalnya sama seperti pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan kelapa sawit menjadi PKO setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak sawit dengan kernel, sabut dan ampasnya. Berikut ini perbandingan kandungan zat antara PKO dan CPO
Table Perbandingan asam lemak PKO dan CPO
Sumber : Ketaren, 2005
Table Perbandingan sifat PKO dan CPO
Sumber : Ketaren, 2005
2.3 Komposisi Palm Kernel Oil (PKO)
Palm kernel oil (PKO) atau minyak inti sawit adalah minyak yang dihasilkan dari inti sawit. Inti sawit dihasilkan berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan tempurung.
Table Komposisi PKO
Gambar Buah Kelapa Sawit |
Karakteristik PKO :
- Mengandung 80% - 90% lemak jenuh
- Trigliserida minyak inti sawit( trillaurin, yaitu trigliserida dengan tiga asam laurat sebagai ester asam lemaknya)
- Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau yang khas
- Minyak mentahnya mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan dengan minyak yang telah dimurnikan.
- Minyak inti sawit mengandung asam laurat tinggi dengan kisaran titik leleh yang rendah sedangkan minyak sawit mentah mengandung asam laurat rendah dengan kisaran titik leleh yang lebih tinggi.
- Bersifat semi padat hingga padat pada suhu ruang.
- Titik lebur dari minyak inti sawit adalah berkisar antara 250C – 300C
Kelebihan dan kekurangan PKO :
- Minyak inti sawit bermanfaat bagi orang yang alergi terhadap kacang-kacangan
- Bebas kolestrol
- Sumber alami vitamin E
- Minyak kernel sering terhidrogenasi, cepat menjadi lemak trans
- Tinggi lemak jenuh
Table Kandungan asam lemak dalam PKO
BAB III
PROSES PENGOLAHAN PALM KERNEL OIL (PKO)
3.1 Bahan Baku
Palm kernel atau lebih dikenal dengan PK adalah salah satu bagian atau unsur penting di dalam proses pengolahan produk-produk sawit. Di dalam proses pengolahan produk sawit, tandan buah segar yang di dapatkan dari kebun akan diolah melalui proses sterilization atau sterilisasi yang kemudian akan menghasilkan tandan kosong dan palm fruit (buah). Buah yang sudah didapatkan dari proses sterilisasi kemudian akan melalui proses pressing yang kemudian akan menghasilkan PK (Palm Kernel), fiber (serabut) dan CPO (Crude Palm Oil) dimana CPO yang dihasilkan akan di proses kembali/murnikan (refinery plant) untuk menghasilkan minyak goreng. Palm kernel dan serabut yang didapatkan akan dipisahkan dan kemudian palm kernel akan dipecahkan sehingga akan didapatkan palm shell (cangkang) dan palm kernel. Dari hasil terakhir palm kernel akan dipres kemudian akan menghasilkan CPKO (Crude Palm Kernel Oil) dan PKE (Palm Kernel Expeller).
Gambar Tandan Buah Segar (TBS) |
Gambar Brondolan |
Adapun yang menjadi tujuan dan tanggung jawab dari unit KCP ini adalah untuk menghasilkan dan memproses Palm Kernel (PK) menjadi CPKO dan PKE dengan tujuan utama adalah mendapatkan minyak CPKO setinggi-tingginya sesuai dengan spesifikasi dan parameter yang telah ditetapkan sehingga dapat menjamin customer satisfaction. Proses untuk mendapatkan yield CPKO yang tinggi menjadi tanggung jawab dari unit KCP. Unit KCP harus memastikan bahwa kerja mesin maksimal dan bahan baku atau raw material memenuhi standard yang telah ditetapkan oleh QC (quality control) sehingga dapat dihasilkan minyak CPKO yang berkualitas.
Untuk memisahkan CPKO dengan PKE/PKM maka dapat dilakukan dengan cara ekstraksiyaitu, suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak.
3.2 Tahapan Proses Pembuatan PKO
1. Weight Bride
Buah kelapa sawit yang berasal dari tandan buah segar (TBS) setelah tiba di pabrik kemudian di pindahkan ke lori –lori dan selanjutnya ditimbang di weight bride.
2. Penyortiran
Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar).
3. Proses Pengolahan Kelapa Sawit
a. Proses Perebusan (Sterilizer)
Lori yang telah diisi TBS dimasukan kedalam sterilizer dengan menggunakan capstand. Tujuan perebusan :
- Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.
- Mempermudah proses pembrodolan pada threser.
- Menurunkan kadar air.
- Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
b. Proses Penebah (Thereser Process)
Tandan buah kelapa sawit yang disterilisasi dituang sedikit demi sedikit secara teratur ke dalam mesin penebah (striper/pemipih) untuk memisahkan antara buah dan tandannya.Hal ini dilakukan dengan cara membanting tandan sehingga kadang-kadang proses ini disebut sebagai tahap bantingan). Hasil dari stripping tidak selalu 100%, artinya masih terdapat berondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini disebut dengan Unstripped Bunch (USB) sehingga sering dilakukan “Double Thressing”.
- Hoisting Crane, fungsi dari Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori dan menuangkan isi lori ke bunch feeder (hooper). Dimana lori yang diangkat tersebut berisi TBS yang sudah direbus.
- Thresser, fungsi dari Theresing adalah untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor.
c. Digesting
setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke Digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Threser yang fungsinya untuk membawa buah ke Fruit Elevator yang fungsinya untuk mengangkat buah keatas. Fungsi Digester :
- Melumatkan daging buah
- Memisahkan daging buah dengan biji
- Mempersiapkan Feeding Press.
- Mempermudah proses di Pressan
- Menaikkan Temperatur
d. Pengempaan(Pressing)
Massa buah yang tercacah dan telah berbentuk bubur di masukkan ke dalam screw press (alat kempa). Mesin pres yang biasa digunakan adalah model screw press. Alat ini terdiri dari dua buah worm screw yang duduk dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju mundur. Disebabkan putaran kedua worm screw tersebut dan penekanan cone, minyak pangan dalam mesocarp itu akan diperas dan keluar melalui lubang – lubang kecil pada press cake. Sedangkan ampas press atau campuran fibred an nut akan keluar melalui worm screw. Hal – hal yang diperhatikan dalam proses yaitu press harus kering. Maksudnya minyak pangan yang melekat pada ampas press diusahakan sedikit mungkin dan cukup rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekan cone, tetapi akibatnya akan menaikkan nut / kernel yang pecah.
e. Pemecahan Nut
Nut yang telah kering (dinyatakan oleh tes laboratorium) masuk ke dalam Nut Cracher. Dalam Nut Cracher ini nut akan dipecah menjadi inti yang masih basah dan cangkang (kernel). Inti dikirim untuk bahan baker broiler dan diolah lebih lanjut menjadi palm kernel oil.
4. Proses Pengolahan PKO
Ampas kelapa sawit yang terdiri dari biji dan fibre hasil olahan diatas tadi dimasukkan ke dalam deprecicarper melalui cake breaker conveyor yang di panaskan dengan uap agar sebagian kandungan air dapat di perkecil, sehingga press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan fibred an biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaan dan daya hisap blower. Biji di tampung pada nut silo yang dialiri udara panas 60 – 80 OC selama 10 – 14 jam untuk mengurangi kadar air dari 21% menjadi 14%. Fibre di alirkan ke boiler station sebagai bahan baker ketel uap.
a. Ripple Mill
Sebelum biji masuk ke ripple mill, terlebih dahulu dip roses dalam nut grading fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke ripple mill sebagai alat pemecah. Massa biji yang pecah dialirkan menuju light dust separator dan fibrating grade untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh, cangkang dan inti.
b. Claybath
Massa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam claybath untuk memisahkan antara cangkang dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan baker ketel uap dan alat pengeras jalan. Sedangkan inti dialirkan masuk ke dalam kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air mencapai 7% dengan tingkat pengeringan 60 OC, 70 OC dan 80 OC dalam waktu 5 – 6 jam. Selanjutnya diproses untuk menghasilkan palm kernel oil.
c. Extraction Process
Kebanyakan ampas kelapa sawit disamakan dengan ampas kelapa (copra expeller). Padahal pada kenyataannya berbeda. Ampas kelapa sawit yang sering disebut dengan Palm Kernel Crushers adalah hasil akhir dari pengolahan palm kernel oil dan biasanya sering digunakan sebagai bahan pembuat makanan ternak diberbagai Negara misanya Brazil. Secara umum ada dua cara yang digunakan untuk mengolah palm kernel oil, antara lain dengan cara Mechanical Extraction dengan menggunakan screw press dan dengan cara Solvent Extraction.
1. Kernel Pretreatement
- Cleaning (Pembersihan) : pemisahan seluruh zat – zat asing seperti pasir, kandungan logam yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Hal ini dilakukan dengan menggunakan magnetic separator dab fibrating secreen.
- Flaking : dilakukan dengan cara memecahkan kernel menjadi butiran kecil dengan menggunakan swinging hammer dan breaker boiler. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pemecahan dan pengepresan.
- Cooking
2. Oil Extraction
- Screw Pressing dan Oil Crarification
Meal yang telah diproses diatas tadi di lanjutkan dengan pressing yang menggunakan remolving worm. Oleh karena itu, maka hilanglah minyak pangan pada meal (Expeled cake) sehingga kadar minyak pangan yang tersisa sekitar 6 – 10% (toleransi). Expelled oil* mengandung kotoran yang harus di hilangkan. Untuk expelled oil dapat dilakukan dengan proses dekantasi dan filtrasi yang kemudian disimpan. Expelled cake yang telah terbebas dari minyak pangan tadi kemudian dipack/dibungkus untuk selanjutnya disimpan. Beberapa industrimengolah PKE (Palm Kernel Expeller) tanpa pre-treatement proses. Dalam hal ini pengepresan ganda sangat diperlukan demi keefisienan extraksi minyak pangan. Namun, bagaimanapun kapasitas hasil pengepresan (untuk pengepresan ganda) selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan menggunakan pre-treatement process. Biasanya pre-treatement process yang lengkap digunakan pada perusahaan berkapasitas besar, karena mesin – mesinnya telah modern yang diimport dari Eropa.
- Solvent Extraction
PKE yang telah di panaskan tadi di ekstraksi dengan menggunakan N-Hexane pada alat ekstraksi. Boleh juga dilakukan dengan proses perendaman dan penyaringan.
Penyaringan Hexane di pompakan pada meal dan selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas saring.
Perendaman Kernel meal dimasukkan pada Extractor, lalu Hexane dialirkan dalam elevator tersebut. Biarkan hingga keseluruhan minyak pangan dalam kernel meal larut.
Solvent Recovery From Meal Hexane di hilangkan dari Deffated Meal dalam toaster. Setelah seluruh Hexane menguap, maka akan di dapat pellet yang baik dan terbebas dari Hexane yang dikenal dengan Palm Kernel Expeller yang selanjutnya dapat disimpan dan siap untuk di pasarkan.
Hexane yang telah dipergunakan tadi dapat kita peroleh kembali dengan cara memurnikannya melalui proses ekstraksi pada tekanan rendah dan temperature yang berangsur – angsur naik. Lalu Hexane condensate tadi dapat dipergunakan lagi pada proses selanjutnya.
Setelah melewati proses – proses diatas tadi, Palm Kernel Oil dimurnikan dan diproses ke tahap yang selanjutnya yaitu degumming, bleaching, deodorizing, fraksinasi sehingga diperoleh hasil yaitu RBD Palm Kernel Oil, RBD Palm Kernel Stearin, Crude Palm Kernel Oil, Crude Palm Kernel Stearin, Crude Palm Kernel Olein, RBD Palm Kernel Olein serta produk lainnya. Dalam proses pemurnian dan fraksinasi metode dan prinsip pengerjaannya sama seperti proses pada palm oil.
Pemanfaatan PKO :
1. PKO dan minyak kelapa sering digunakan oleh industry oleokimia sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk surfaktan dan emulsifier.
2. Senjata dan warfare
- Palm kernel oil berperan dala membuat senjata perang, (b) Komponen asam palmitat adalah salah satu dari dua bahan yang paling penting dari senjata anti personil dikenal sebagai Napalm, (c) Nama Napalm adalah kombinasi dari asam palmita
3. Makanan dan bakery
- PKO dikenal memberikan sifat-sifat fisik dan aroma yang menarik untuk roti panggang, kue dan biscuit
- PKO berbentuk semi-padat pada suhu kamar, cocok untuk membuat margarine, coklat dan lain-lain
- Untuk menggoreng dan memasak berbagai jenis makanan seperti pisang chip, potato, stew, ikan goring dan lain-lain
- Bahan bakar dan biodiesel
- Masyarakat Afrika local menggunakan PKO untuk bahan bakar lampu untuk penerangan di pedesaan yang tidak terhubung ke listrik
- Juga bisa langsung dkombinasikan dengan Petro-diesel atau digunakan dalam pembuatan Biodiesel unyuk mesin diesel
5. Kosmetik
PKO dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama untuk produksi berbagai jenis sabun, deterjen, shampoo, lotion, minyak rambut dan berbagai macam kosmetik lain
BAB IV
PENGOLAHAN LIMBAH PKO
4.1 Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat yang keluar dari PKS meliputi tandan kosong (tankos) dengan persentase sekitar 23% terhadap TBS, abu boiler (sekitar 0.5% terhadap TBS), serat (sekitar 13.5% terhadap TBS) dan cangkang (sekitar 5.5% terhadap TBS). Limbah padat yang keluar dari PKS umumnya tidak memerlukan penanganan yang rumit. Limbah padat dapat digunakan lagi sebagai bahan bakar, pupuk, pakan ternak, dan juga bisa dijual untuk menghasilkan pendapatan tambahan.
Serat, cangkang dan tankos bisa digunakan sebagai bahan bakar. Abu boiler dapat diaplikasikan langsung sebagai sumber pupuk kalium, tankos sebagai pupuk dengan cara menjadikan mulsa dan pengomposan. Ampas inti digunakan sebagai pakan ternak.
4.2 Limbah Gas
Terdapat dua sumber pencemaran gas yang keluar dari PKS yaitu boiler yang menggunakan serat dan cangkang sebagai bahan bakar dan juga incinerator yang membakar tankos untuk mendapatkan abu kalium. Pada saat ini incinerator sudah mulai ditinggalkan.
4.3 Pengolahan Limbah Cair
Limbah yang menjadi perhatian di PKS adalah limbah cair atau yang lebih dikenal dengan POME (palm oil mill effluent). POME ialah air buangan yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit utamanya berasal kondensat rebusan, air hidrosiklon, dan sludge separator. Setiap ton TBS yang diolah akan terbentuk sekitar 0,6 hingga 1 m3 POME. POME kaya akan karbon organik dengan nilai COD lebih 40 g/L dan kandungan nitrogen sekitar 0,2 dan 0,5 g/L sebagai nitrogen ammonia dan total nitrogen.
Sumber POME berasal dari unit pengolahan yang berbeda, terdiri dari:
- 60% dari total POME berasal dari stasiun klarifikasi
- 36% dari total POME berasal dari stasiun rebusan
- 4 % dari total POME berasal stasiun inti.
Teknologi Pengelolaan POME
Teknologi pengelolaan POME umumnya dengan menggunakan teknologi kolam terbuka yang terdiri dari kolam anaerobik, fakultatif dan aerobik dengan total waktu retensi sekitar 90-120 hari. Teknologi kolam terbuka ini memerlukan lahan yang luas (5-7 ha), biaya pemeliharaan yang cukup besar dan menghasilkan emisi gas metana ke udara bebas.
Saat ini pengelolaan POME dengan hanya menggunakan kolam terbuka mulai dianggap kurang efisien dan kurang ramah lingkungan. Para pemilik atau pengelolan PKS sudah mulai merubah dengan memodifikasi kolam yang ada dengan teknologi pengelolaan lainnya.
Ada beberapa teknologi pengolahan POME yang baru saat ini, diantara teknologi yang baru itu adalah membran dan terakhir terdengar dengan elektrokoagulasi. Munculnya atau adanya perkembangan teknologi pengelolaan POME ini disebabkan oleh beberapa maksud dan tujuan tertentu.
Beberapa tujuan itu adalah:
- Mendapatkan teknologi yang lebih ramah lingkungan (environmental friendly). Teknologi ini umumnya adalah menghindari gas rumah kaca khususnya gas metana lepas ke atmosfer.
- Mendapatkan nilai tambah secara ekonomi (economic benefit). Teknologi ini dilakukan dengan cara mendapatkan produk baru yang dapat dijual dengan memanfaatkan POME.
- Memudahkan operasional pengelolaan, terutama kepada para pekerja di PKS.
- Keterbatasan lahan di area PKS untuk menggunakan sistem kolam terbuka (limited area).
- Faktor teknologi proses di PKS. Faktor ini adalah terkait dengan adanya modifikasi teknologi proses pada pengolahan TBS di PKS, atau adanya teknologi proses yang baru. Perbedaan proses itu terutama terkait dengan penggunaan alat proses yang baru. Contoh dalam faktor ini adalah perubahan teknologi sterilisasi, klarifikasi dan sebagainya. Perubahan alat proses membawa dampak pada perubahan kualitas, kuantitas dan jenis limbah yang dihasilkan di PKS.
- Mendapatkan sumber energi.
Dari beberapa tujuan diatas, saat ini terdapat beberapa teknologi pengelolaan POME selain sistem kolam terbuka. Adapun teknologi itu diantaranya adalah:
- Pengelolaan aerob dengan menggunakan kolam aerobic (aerobic pond). Teknologi ini digunakan untuk menghindari terbentuknya gas metan. Teknologi ini jarang digunakan karena memerlukan tenaga yang besar untuk menggerakkan aerator.
- Teknologi pengeringan (drying process), teknologi ini tidak sesuai karena memerlukan biaya dan energi yang besar untuk menguapkan air dalam POME.
- Aplikasi tanah (land application), sistem ini tidak disarankan karena memerlukan biaya yang cukup besar.
- Penggunaan tandan kosong kelapa sawit menjadi kompos, POME digunakan sebagai bahan penyiram pada proses pengomposan tandan kosong kelapa sawit.
Penggunaan POME untuk menghasilkan energi. Teknologi untuk menghasilkan energi adalah dengan cara menangkap gas metana. Teknologi penangkapan gas metana ada yang membangun tangki (biogas reactor) baru yang berada diatas permukaan atau dengan menutup kolam limbah yang ada dengan menggunakan penutup dengan bahan parasut tebal (covered lagoon).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalh ini adalah :
- Kelapa sawit merupakan tumbuhan penting yang telah dikenal oleh banyak masyarakat sebagai penghasil minyak industri juga bahan bakar.
- Palm kernel Oil (PKO) adalah minyak yang dihasilkan dari inti sawit. Proses awalnya sama seperti pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan kelapa sawit menjadi PKO setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak sawit dengan kernel, sabut dan ampasnya.
- Pengolahan kelapa sawit menjadi kernel (inti sawit) melalui proses pemisahan brondol dengan janjang, Pencacahan dan pelumatan daging, pengepresan, pemisahan serabut dengan inti dan pemisahan cangkang dengan inti.
- Dalam proses pemurnian dan fraksinasi PKO metode dan prinsip pengerjaannya sama seperti proses pada palm oil atau CPO.
- PKO dimanfaatkan untuk bahan pembuatan bakery, industry oleokimia, pembuatan senjata dan warefare, margarine, dll
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
Ketaren, S. 2005. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
http://lemakminyak.blogspot.com/2009/05/pengolahan-minyak-kelapa-sawit.html/
http://apwardanhu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit/
Laporan Prakerin Ahmad Husni Lubis,dkk pada Indokem Laborindo//Teknik Pengolahan Kelapa sawit Produksi kelapa sawit,http//:www.habibiezone.wordpress.com/pasca-panen-dan-standar-produksi-kelapa-sawit.html
https://www.semuanyaadasaja.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar