BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Serat optik adalah
saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik ang
sangathalus dan lebih kecil dari sehail rambut, dan dapat digunakan untuk
menstransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tembpat lain. Teknologi
serat ini pertama kali diaplikasika dibidang teknologi komunikasi. Perusahaan
Pt. INTI sesuai rencana pemerintah program Masterplan melakukan pemasangan
serat optik diwilayah kalimantan.
Berdasarkan akte
pendirian perusahaan, pendirian PT. INTI adalah turut melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan
nasinal pada umumnya dan pemeritah dibidang khusus nya industri informasi dan
komunikasi dengan memperatikan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan.
Selanjutnya disamping
dan tujuan tersebut diatas, secara komersial perusahan bertujuan untuk menjadi
perusahaan yang menguntungkan, makmur dan berkelanjutan. Dengan situasi yang
belum kembali normal sejak krisis eknomi melanda indnesia beberapa tahun, dalam
jangka waktu yang telah ditentukukan.
1.2
Maksud
dan Tujuan Perusahan
PT. INTI (Persero) akan
melakukan usaha untuk yaitu:
1.
Meningkatkan kondisi perusahaan dari
tahapan bertahan hidup (survival)
2.
Menjadi perusahaan yang maju
3.
Meningkatkan kepercayaan pada klien.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi Manajemen
Manajemen proyek adalah
cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta
kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang
maksimal dalam waktu yang sudah
direncanakan.
Dari
pengertian tersebut
dapat disimpulkan
bahwa Manajemen
proyek adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan dan penerapan) secara sistimtis pada suatu proyek dengan mengunakan sumber
daya yang
ada
secara efektif
dan
efisien agar
tercapai tujuan
proyek
secara
optimal.
2.2 Fungsi
Manajemen Proyek
Sebagai suatu proses, manajemen
mengenal suatu urutan pelaksanaan yang logis, yang menggambarkan bahwa ada
tindakan – tindakan manajemen semata – mata diarahkan pada pencapaian yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu, penetapan tujuan atau sasaran merupakan
tindakan manajemen yang pertama, kemudian diikuti tindakan perencanaan
(planning), organisasi (organizing) dan koordinasi (coordinating), pelaksanaan (actuating),
pengawasan dan pengendalian (controlling) dengan pemanfaatan sumber daya yang
tersedia secara efisien dan efektif. Tindakan – tindakan ini pada dasarnya
merupakan fungsi – fungsi dari manajemen. Secara umum fungsi – fungsi manajemen
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Fungsi
Perencanaan
Fungsi perencanaan (planning) berupa
tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data dan infomasi, maupun fakta
kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang. Manfaat dan
fungsi perencanaan diatas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendali
kegiatan atau pedoman pelaksana kegiatan serta sarana untuk memilih dan
menetapkan kegiatan yang diperlukan.
2. Fungsi Organisasi (Organizing)
Fungsi organisasi adalah berupa
tindakan – tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia yang mempunyai
pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara
tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam mendukung tercapainya
tujuan. Untuk menjalankan fungsi organisasi diperlukan pengetahuan tentang
berbagai tipe organisasi, sehingga dapat dilakukan analisis trhadap penerapan
jenis organisasi yang sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan.
Manfaat
dari fungsi organisasi adalah pedoman pelaksanaan fungsi, dimana pembagian
tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat jelas.
3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)
Berupa
tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan
pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam
pencapaian tujuan bersama. Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah
terciptanya keseimbangan tugas hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam
organisasi dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja
sama untuk tujuan bersama.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Berupa tindakan pengukuran kualitas
penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti
dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi
(diluar batas toleransi). Manfaat dan fungsi pengendalian adalah memperkecil
kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun
waktu.
Fungsi pengendalian dilaksanakan oleh semua tingkat dalam
struktur organisasi, laporan – laporan kemajuan pekerjaan dan sebagainya yang
menjadi bagian dari fungsi pengendalian harus dipersiapkan secara tepat dan
segera agar menjadi bermanfaat. Laporan – laporan itu juga harus disimpan
sebagai referensi dimasa yang akan datang sehingga suatu sistem pengarsipan
secara tertib dan benar yaitu format – format laporan yang baik, ketepatan wakt
pembuatan laporan perlu dilakukan dengan baik.
2.3 Tingkatan
Manajamen
Penerapan
manajemen untuk tiap bagian berbeda – beda sesuai dengan orientasi dan
tingkatannya. Berdasarkan pada orientasi dan tingkatnya manajemen dapat dibagi
menjadi tiga bagian :
1. Manajamen Puncak (Higher Management)
Manajemen
disini berkaitan dengan seluruh kegiatan manajemen organisasi secara luas umum
dan menyeluruh. Manajernya merupakan manajer puncak atau manajer yang
bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.
2. Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen
disini ruang lingkupnya berkaitan dengan manajemen pada bagian yang menjadi
tanggung jawabnya. Manajernya adalah menengah atau madya yang merupakan manajer
departemen yang mengkoordinir atau membawahi beberapa seksi atau bagian yang
merupakan level menengah/fungsional pada instruktur organisasinya.
3. Manajemen Tingkat Bawah (Lower Management)
Manajemen ini berkaitan dengan
manajemen tingkat operasional yang berhubungan langsung dengan tenaga – tenaga
operasional. Manajernya adalah manajer opersional merupakan level bawah pada
struktur organisasinya.
BAB
III
MANAJEMEN
PROYEK
3.1 Profil Perusahaan
PT.
INTI merupakan Badan Usaha Milik Negara yang didirikan berdasarkan peraturan
pemerintah no. 34 tahun 1974 terhitung tanggal 28 Desember 1974 dengan
keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Kep.171/MK/IV/12/1974 dengan
status perseroan yang dibawahi oleh departemen keuangan sebagai pemilik saham.
Berdasarkan peraturan pemerintah no 59 tahun PT. INTI digabungkankan dengan
kelompok Badan Ppengolaan Industri Strategis.
3.1.1 Nama Proyek
proyek OSP-FO
AKSES dan RMJ Area Kalimantan.
3.2 Organisasi Proyek
Organisasi
proyek pada objek penelitian ini terletak pada divisi manajemen proyek. Didalam
organisasi ini manajer proyek dibantu oleh beberapa.orang supervisor dan satu
orang manajer kualitas yang dibantu oleh beberapa Quality Inspector. Setiap
personi saling bekerjasama untuk menyelesaikan proyek tepat pada waktu nya dan
sesuai dengan mutu dan anggaran yang tersedia. Berikut adalah gambar 3.1
struktur Oraganisasi dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 3.1 Struktur Oraganisasi
3.3 Lokasi Proyek
Lokasi proyek dimana
tempat penelitian berlangsung adala lokasi proyek area -6 Kalimantan yang
merupakan bagian dari kontrak kerja sama PT INTI. Lokasi proyek berada di
beberapa titik di daerah Kalimantan Timur yaitu kecamatan Sekerat, Karangan,
Lemapake, Wilayah Terakan dan Mamburungan. Lokasi . lokasi wilayah dapat
ditelurus dengan GPS yaitu:
1.
BTS karangan dengan koordinat N
0120,959, E 117 39,412
2.
BTS Lempake dengan koordinat N 40, 088,
E 118 01,825
3.
BTS Sekaratng dengan koordinat N
51,250, E 117 44,179
Untuk peninjauan
lapangan digunakan moda taransportasi darat, dan kondisi geografis dari lokasi
proyek masih merupakan daerah yang belum padat dan memeiliki tantangan karena
belum adanya sarana pendukung.
3.4
Waktu
Proyek
Proyek perusahaan
OSP-FO AKSES dan RMJ ini direncanakan dimulai pada bulan Oktober 2011 Hingga
Februari 2012 sejak ditandatanaganinya surat pesanan untuk menyelesaikan
seluruh lingkup pekerjaan pada proyek OSP-FO AKSES dan RMJ Area Kalimantan.
Setelah proyek ini selesai PT. INTI (Persero) masih berkewajiban untuk
melakukan perawatan dalam waktu setahun terhitung Februari 2012.
3.5
Nilai
Proyek
Jumlah
nilai proyek untuk menyelesaikan proyek seluruh pekerjaan yang tertulis didalam
kontrak Rp. 20.363.055.600 (sudah termasuk PPn 10%). Nilai ini merupakan nilai
acuan yang akan menjadi Rencana Anggaran Biaya.
3.6
Perencanaan
Proyek
Perencanaan jadwal yang
dibuat Oleh PT. INTI adalah penjadwalan dan pengendalian sebagai berikut:
1.
Lingkup pekerjaan
Lingkup
pekerjaan pembangunan OSP-FO 2011 yang menjadi dalam
jadwal. Lingkup pekerjaan ini tercantum
dalam kontrak induk proyek OSP-FO AKSES dan RMJ 2011. Ruang lingkup ini
meliputi dan tidak terbatas pada:
a.
Project
management
b.
Permit
approval
c.
Survey,
planning dan design Osp. DRM
d.
Pengetesan kabel, HDPE, COD di
parik an lokasi
e.
Pemasangan kabe serat optik tipe core G,
655C dengan proteksi Cod 1 way tau 3 way dengan default kedalaman 1,5 meter
menggnakan teknologi mesin.
f.
Integrasi dengan terminal kabel serat
optik eksiting dengan integrasi dengan JT eksiting, dan sistem grounding
eksiting.
g.
Site
acquisition untuk penempatan ODC dan OTB indoor
maupun outdoor
h.
Penyediayaan
kendaraan roda empat dan waspang.
3.7
Pelaksanaan dan Pengendalian Proyek
Setelah dilakukan 50%
probalitas maka perlu diperhatikan ketersediaan sumber daya pada tiap
pekerjaan. Untuk itu perlu diperhatikan pekerjaan yang mengalami konflik sumber
daya. Tiap-tiap pekerjaan yang menggunakan sumber daya yang sama harus
dipisahkan. Pemisahan ini dilakukan dengan cara meninjau proyek dari pekerjaan
akhir kepekerjaan paling awal. Pada pekerjaan terdapat konflik dimana pekerjaan
memasang kerangka besi dan merapikan, dinding, lantai atap dan leher bagian
atas merupakan pekerjaan yangsama. Namun dengan penyelesaian waktu selesai yang
sama maka pekerjaan menggunakan 2 grup namun tetap menggunakan hubungan finish to start, konflik 2 pekerjaan ini
dibatasi oleh2 kontaktor. Berikut adalah tabel 3.1 lingkup pekerjaan dapat
dilihayt dibawah ini.
Tabel
33.1 Lingkup Pekerjaan
3.8
Pengawasan
(Monitoring) Proyek
Setelah mendapatkan
hasil dari perubahan hubungan antar pekerjaan dan perubahan 50%. Maka langkah
selanjutnya adalah neganalisa konflik sumber daya yang ada didalam penjadwalan.
Semua pemakaian sumber daya yang menggunaka resourcespool
yang sama maka harus diidentifikasi dan dipisahkan, pekerjaan-pekerjaan yang
emiliki sifat yang sama seperti pembuatan lantai kerja, membuat berkisting,
membuat dan memasang keragka besi. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus
dipisahkan dalam penggunaan sumber dayanya dengan membentuk sumber dari sumber
daya yang sama.
Anali buffer
Didalam hasil analisa penegmbangan
penjadwalan dapat dilihat sebagai berikut.
1.
Feeding
buffer pada kegiatan pengajuan izn PEMDA : 2 hari
2.
Feeding
buffer pada kegiatan pengajuan izi area private : 2 hari
3.
Feeding
buffer pada kegiatan resurvey
dan stacking : 5 hari
4.
Feeding
buffer pada kegiatan pengiriman subduct HDPE : 14,5 hari
5.
Feeding
buffer pada kegiatan pengiriman kabel FO G.655C: 16 hari
6.
Feeding
buffer pada kegiatan pengiriman aksesoris OSP : 11 hari
7.
Feeding
buffer pada kegiatan trenching
: 19 hari
8.
Feeding
buffer pada kegiatan handhole
: 5 hari
9.
Feeding
buffer pada kegiatan handhole
2 : 4 hari
10.
Feeding
buffer pada kegiatan jembatan : 19 hari
11.
Feeding
buffer pada kegiatan jembatan : 19 hari
12.
Protect
buffer : 26,5 hari
3.9 Faktor Pendukung Keberhasilan
Keberhasilan dari
proyek diantaranya dapat ditentukan dari
kesusuaian
perencanaan dan implementasinya. Hal
tersebut harus didukung partisipasi
aktif dari pihak Klien. Berkaitan dengan proyek, secara langsung maupun tidak langsung.
0 comments:
Posting Komentar