Home » , , » Makalah Manajemen Proyek Suatu Perusahaan - 140140009

Makalah Manajemen Proyek Suatu Perusahaan - 140140009


BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik ang sangathalus dan lebih kecil dari sehail rambut, dan dapat digunakan untuk menstransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tembpat lain. Teknologi serat ini pertama kali diaplikasika dibidang teknologi komunikasi. Perusahaan Pt. INTI sesuai rencana pemerintah program Masterplan melakukan pemasangan serat optik diwilayah kalimantan.

Berdasarkan akte pendirian perusahaan, pendirian PT. INTI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasinal pada umumnya dan pemeritah dibidang khusus nya industri informasi dan komunikasi dengan memperatikan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan.
Selanjutnya disamping dan tujuan tersebut diatas, secara komersial perusahan bertujuan untuk menjadi perusahaan yang menguntungkan, makmur dan berkelanjutan. Dengan situasi yang belum kembali normal sejak krisis eknomi melanda indnesia beberapa tahun, dalam jangka waktu yang telah ditentukukan.

1.2           Maksud dan Tujuan Perusahan
PT. INTI (Persero) akan melakukan usaha untuk yaitu:
1.              Meningkatkan kondisi perusahaan dari tahapan bertahan hidup (survival)
2.              Menjadi perusahaan yang maju
3.              Meningkatkan kepercayaan pada klien.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Definisi Manajemen
Manajemen proyek adalah cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan. Dari  pengertian  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  Manajemen proyek adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimtis pada suatu proyek dengan mengunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

2.2       Fungsi Manajemen Proyek
            Sebagai suatu proses, manajemen mengenal suatu urutan pelaksanaan yang logis, yang menggambarkan bahwa ada tindakan – tindakan manajemen semata – mata diarahkan pada pencapaian yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penetapan tujuan atau sasaran merupakan tindakan manajemen yang pertama, kemudian diikuti tindakan perencanaan (planning), organisasi (organizing) dan koordinasi (coordinating), pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling) dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif. Tindakan – tindakan ini pada dasarnya merupakan fungsi – fungsi dari manajemen. Secara umum fungsi – fungsi manajemen dapat diuraikan sebagai berikut :
1.         Fungsi Perencanaan
            Fungsi perencanaan (planning) berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data dan infomasi, maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang. Manfaat dan fungsi perencanaan diatas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendali kegiatan atau pedoman pelaksana kegiatan serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.

2.         Fungsi Organisasi (Organizing)
            Fungsi organisasi adalah berupa tindakan – tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam mendukung tercapainya tujuan. Untuk menjalankan fungsi organisasi diperlukan pengetahuan tentang berbagai tipe organisasi, sehingga dapat dilakukan analisis trhadap penerapan jenis organisasi yang sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan.
            Manfaat dari fungsi organisasi adalah pedoman pelaksanaan fungsi, dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat jelas.
3.         Fungsi Pelaksanaan (Actuating)
            Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama. Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptanya keseimbangan tugas hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan bersama.
4.         Fungsi Pengendalian (Controlling)
            Berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi). Manfaat dan fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu.
Fungsi pengendalian dilaksanakan oleh semua tingkat dalam struktur organisasi, laporan – laporan kemajuan pekerjaan dan sebagainya yang menjadi bagian dari fungsi pengendalian harus dipersiapkan secara tepat dan segera agar menjadi bermanfaat. Laporan – laporan itu juga harus disimpan sebagai referensi dimasa yang akan datang sehingga suatu sistem pengarsipan secara tertib dan benar yaitu format – format laporan yang baik, ketepatan wakt pembuatan laporan perlu dilakukan dengan baik.

2.3       Tingkatan Manajamen
            Penerapan manajemen untuk tiap bagian berbeda – beda sesuai dengan orientasi dan tingkatannya. Berdasarkan pada orientasi dan tingkatnya manajemen dapat dibagi menjadi tiga bagian :
1.         Manajamen Puncak (Higher Management)
            Manajemen disini berkaitan dengan seluruh kegiatan manajemen organisasi secara luas umum dan menyeluruh. Manajernya merupakan manajer puncak atau manajer yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.
2.         Manajemen Menengah (Middle Management)
            Manajemen disini ruang lingkupnya berkaitan dengan manajemen pada bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Manajernya adalah menengah atau madya yang merupakan manajer departemen yang mengkoordinir atau membawahi beberapa seksi atau bagian yang merupakan level menengah/fungsional pada instruktur organisasinya.
3.         Manajemen Tingkat Bawah (Lower Management)
            Manajemen ini berkaitan dengan manajemen tingkat operasional yang berhubungan langsung dengan tenaga – tenaga operasional. Manajernya adalah manajer opersional merupakan level bawah pada struktur organisasinya.




BAB III
MANAJEMEN PROYEK

3.1       Profil Perusahaan
            PT. INTI merupakan Badan Usaha Milik Negara yang didirikan berdasarkan peraturan pemerintah no. 34 tahun 1974 terhitung tanggal 28 Desember 1974 dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Kep.171/MK/IV/12/1974 dengan status perseroan yang dibawahi oleh departemen keuangan sebagai pemilik saham. Berdasarkan peraturan pemerintah no 59 tahun PT. INTI digabungkankan dengan kelompok Badan Ppengolaan Industri Strategis.

3.1.1    Nama Proyek
            proyek OSP-FO AKSES dan RMJ Area Kalimantan.

3.2       Organisasi Proyek
            Organisasi proyek pada objek penelitian ini terletak pada divisi manajemen proyek. Didalam organisasi ini manajer proyek dibantu oleh beberapa.orang supervisor dan satu orang manajer kualitas yang dibantu oleh beberapa Quality Inspector. Setiap personi saling bekerjasama untuk menyelesaikan proyek tepat pada waktu nya dan sesuai dengan mutu dan anggaran yang tersedia. Berikut adalah gambar 3.1 struktur Oraganisasi dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 3.1 Struktur Oraganisasi
3.3       Lokasi Proyek
Lokasi proyek dimana tempat penelitian berlangsung adala lokasi proyek area -6 Kalimantan yang merupakan bagian dari kontrak kerja sama PT INTI. Lokasi proyek berada di beberapa titik di daerah Kalimantan Timur yaitu kecamatan Sekerat, Karangan, Lemapake, Wilayah Terakan dan Mamburungan. Lokasi . lokasi wilayah dapat ditelurus dengan GPS yaitu:
1.              BTS karangan dengan koordinat N 0120,959,  E 117 39,412
2.              BTS Lempake dengan koordinat N 40, 088, E 118 01,825
3.              BTS Sekaratng dengan koordinat N 51,250,  E 117 44,179
Untuk peninjauan lapangan digunakan moda taransportasi darat, dan kondisi geografis dari lokasi proyek masih merupakan daerah yang belum padat dan memeiliki tantangan karena belum adanya sarana pendukung.

3.4           Waktu Proyek
Proyek perusahaan OSP-FO AKSES dan RMJ ini direncanakan dimulai pada bulan Oktober 2011 Hingga Februari 2012 sejak ditandatanaganinya surat pesanan untuk menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan pada proyek OSP-FO AKSES dan RMJ Area Kalimantan. Setelah proyek ini selesai PT. INTI (Persero) masih berkewajiban untuk melakukan perawatan dalam waktu setahun terhitung Februari 2012.

3.5           Nilai Proyek
Jumlah nilai proyek untuk menyelesaikan proyek seluruh pekerjaan yang tertulis didalam kontrak Rp. 20.363.055.600 (sudah termasuk PPn 10%). Nilai ini merupakan nilai acuan yang akan menjadi Rencana Anggaran Biaya.

3.6           Perencanaan Proyek
Perencanaan jadwal yang dibuat Oleh PT. INTI adalah penjadwalan dan pengendalian sebagai berikut:
1.              Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pembangunan OSP-FO 2011 yang menjadi dalam
jadwal. Lingkup pekerjaan ini tercantum dalam kontrak induk proyek OSP-FO AKSES dan RMJ 2011. Ruang lingkup ini meliputi dan tidak terbatas pada:
a.              Project management
b.              Permit approval
c.              Survey, planning dan design Osp. DRM
d.              Pengetesan kabel, HDPE, COD di parik  an lokasi
e.              Pemasangan kabe serat optik tipe core G, 655C dengan proteksi Cod 1 way tau 3 way dengan default kedalaman 1,5 meter menggnakan teknologi mesin.
f.               Integrasi dengan terminal kabel serat optik eksiting dengan integrasi dengan JT eksiting, dan sistem grounding eksiting.
g.              Site acquisition untuk penempatan ODC dan OTB indoor maupun outdoor
h.              Penyediayaan kendaraan roda empat dan waspang.

3.7       Pelaksanaan dan Pengendalian Proyek
Setelah dilakukan 50% probalitas maka perlu diperhatikan ketersediaan sumber daya pada tiap pekerjaan. Untuk itu perlu diperhatikan pekerjaan yang mengalami konflik sumber daya. Tiap-tiap pekerjaan yang menggunakan sumber daya yang sama harus dipisahkan. Pemisahan ini dilakukan dengan cara meninjau proyek dari pekerjaan akhir kepekerjaan paling awal. Pada pekerjaan terdapat konflik dimana pekerjaan memasang kerangka besi dan merapikan, dinding, lantai atap dan leher bagian atas merupakan pekerjaan yangsama. Namun dengan penyelesaian waktu selesai yang sama maka pekerjaan menggunakan 2 grup namun tetap menggunakan hubungan finish to start, konflik 2 pekerjaan ini dibatasi oleh2 kontaktor. Berikut adalah tabel 3.1 lingkup pekerjaan dapat dilihayt dibawah ini. 

Tabel 33.1 Lingkup Pekerjaan






3.8           Pengawasan (Monitoring) Proyek
Setelah mendapatkan hasil dari perubahan hubungan antar pekerjaan dan perubahan 50%. Maka langkah selanjutnya adalah neganalisa konflik sumber daya yang ada didalam penjadwalan. Semua pemakaian sumber daya yang menggunaka resourcespool yang sama maka harus diidentifikasi dan dipisahkan, pekerjaan-pekerjaan yang emiliki sifat yang sama seperti pembuatan lantai kerja, membuat berkisting, membuat dan memasang keragka besi. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dipisahkan dalam penggunaan sumber dayanya dengan membentuk sumber dari sumber daya yang sama. 

Anali buffer
Didalam hasil analisa penegmbangan penjadwalan dapat dilihat sebagai berikut.
1.              Feeding buffer pada kegiatan pengajuan izn PEMDA :  2 hari
2.              Feeding buffer pada kegiatan pengajuan izi area private :  2 hari
3.              Feeding buffer pada kegiatan resurvey dan stacking :  5 hari
4.              Feeding buffer pada kegiatan pengiriman subduct HDPE :  14,5 hari
5.              Feeding buffer pada kegiatan pengiriman kabel FO G.655C: 16 hari
6.              Feeding buffer pada kegiatan pengiriman aksesoris OSP : 11 hari
7.              Feeding buffer pada kegiatan trenching : 19 hari
8.              Feeding buffer pada kegiatan handhole : 5 hari
9.              Feeding buffer pada kegiatan handhole 2 : 4 hari
10.           Feeding buffer pada kegiatan jembatan : 19 hari
11.           Feeding buffer pada kegiatan jembatan : 19 hari
12.           Protect buffer : 26,5 hari

3.9       Faktor Pendukung Keberhasilan
            Keberhasilan dari proyek diantaranya dapat ditentukan dari kesusuaian perencanaan dan implementasinya. Hal tersebut harus didukung partisipasi aktif dari pihak Klien. Berkaitan dengan proyek, secara langsung maupun tidak langsung.


0 comments:

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

Popular Posts - Last 30 days

 

Dapatkan Hosting dengan Diskon Hingga 20%


Selesaikan misinya dan dapatkan hingga ratusan dolar per hari


Download Aplikasinya dan Dapatkan Promo Menarik


Get paid to share your links!
Support : Chemical Engineering | Himatemia Unimal 2014/2015 | Teknik Kimia
Copyright © 2018. Berkah Mencari Ilmu - All Rights Reserved
Contact us +6281288573161
Published by Mhd Haris lazuar Saragih Saragih | Linda Ratna Sari
Proudly powered by Berkah mencari Ilmu